Siangku…Sepatuku…

Bersiap- siaplah dengan kecintaan yang kamu miliki karena bisa jadi dia akan berlari darimu. Inilah yang terjadi padaku siang kemarin. Allah menguji kesabaranku dan kejengkelanku. Cerita selengkapnya seperti ini. Siang itu aku dan temanku menjengguk anak temanku yang sedang di rawat di rumah sakit. Sedih sekali melihat si kecil yang dipasang infus di tangannya. Air matanya tergenang di pelupuk mata. Huh….Allah…, kalau aku melihat peristiwa seperti itu, aku teringat dengan nenekku yang dirawat di rumah sakit karena stroke. Aku sering berada disana bersama nenek. Sakit yang dirasa nenek seakan- akan mengenaiku juga apalagi saat para perawat menusukkan jarum ke urat nadi nenek. Sakit itu mengenaiku. Mungkin jarum 5 cm masuk di nadi nenek. Semuanya membekas dalam ingatanku.

Setelah waktu besuk habis, aku pergi ke pasar untuk membeli keperluan TPA. Tepat setelah adzan Zuhur, kami sholat di sebuah musholah yang biasa aku singgahi. Aku letakkan sepatu karetku di dekat sepatu temanku. Setelah sholat, ketika kami hendak melanjutkan perjalanan, sepatuku yang kiri sudah keluar dari persembunyiannya. Kucari pasangannya, tetapi tetap tidak ditemukan. Kulihat di atas dan bawah…juga tidak ada. Yang ada hanya kantong kresek hitam. Aku mau ingin meminjam sepatu teman dan membeli sandal di depan, tetapi aku kasihan karena takut dia akan menungguku terlalu lama karena untuk mencari sepatu pilihan hati dan nyaman dipakai tidaklah mudah. Ya, dengan bismillah…Kuambil kantong kresek hitam itu kupakai di kaki kananku. Aku berjalan dengan malu- malu. Beberapa mata melirik ke arah kakiku. Ah, aku mencoba bersikap biasa saja, tapi ada malu juga sih. Pikiranku berkelana,” Ya Allah mungkin inilah ujian-Mu. Aku memang sangat menyukai sepatu karetku itu. Aku rela ya Allah. Aku yakin akan ada penggantinya untukku. “

Aku mencoba mencari penggantinya meskipun yang kudapatkan tidak senyaman yang lama. Sudahlah, semuanya sudah terjadi. Aku bersyukur sudah bersama sepatu itu dalam beberapa bulan ini. Dia yang menemaniku kemana saja. Sepatu yang nampak sederhana dan ceper itu membuat kakiku nyaman. Pilihan tepat  yang tidak akan kusesali.

Hikmah siang yang baru kusadari setelah aku kehilangan. Merelakan sesuatu yang hilang yang selama ini bersama kita memang sangat sulit, tapi yakinlah bahwa itu pasti terjadi. Maka…bersiap- siaplah kehilangan!

Tentang Meliana Aryuni

Seorang yang mencoba menciptakan makna hidup dari lika-liku kehidupan melalui tulisan.
Pos ini dipublikasikan di Isi Hatiku. Tandai permalink.

Satu Balasan ke Siangku…Sepatuku…

  1. monda berkata:

    nggak boleh kesal ya Mel, harus ikhlas
    tapi ilangnya kok cuma sebelah ya….

    Suka

Terima kasih atas masukannya, semoga tulisan disini bermanfaat ya :)