Jamu Enak, Jamu Sehat untuk Keluarga Indonesia

Jamu

Orang Indonesia pasti tidak asing dengan jamu. Jamu merupakan obat tradisional yang digunakan turun-temurun dari nenek moyang Indonesia. Sampai sekarang pun keberadaan jamu tetap menjadi pilihan masyarakat.

Apalagi masyarakat pedesaan yang jauh dari fasilitas kesehatan, jamu menjadi sangat penting. Bahkan banyak masyarakat pedesaan yang pandai mengolah bahan jamu. Bahan-bahan itu mudah didapat dan tumbuh subur di sekitar tempat tinggal kita. Akhirnya olahan dari masyarakat ini memberi sumbangsih dalam peredaran jamu di Indonesia.


Saya bisa mengatakan bahwa mengenal jamu itu hampir seluruh usia saya. Sejak kecil, sekitar usia 4 atau 5 tahun ibu saya suka berlangganan jamu gendong. Biasanya penjual jamu gendong (mbok jamu) akan menjajakan jamu dari rumah ke rumah, dari kampung ke kampung dengan membawa keranjang yang berisi jamu. Kadang ibu sengaja menunggu jamu itu. Jika ibu ada kerjaan, maka saya atau anaknya yang lain disuruh menunggu.

Mengenal Jamu

Setiap hari ibu menawarkan kelima anaknya jamu. Jamu ini ada bermacam-macam. Seluruh anak ibu disuruh mencicip rasa jamu beras kecur, kunir asem, dan jamu pahit yang pakai air brotowalinya itu loh.

Jamu manis

Saya sendiri kapok setelah ibu menyuruh mencicip jamu yang diberikan air brotowali. Aduh, pahitnya tuh sampai mau muntah. Untungnya ada madu manis (gula merah dicampur jahe) jadi pahit di lidah sedikit berkurang. Kapok deh minum jamu brotowali. Padahal kata ibu itu baik untuk kesehatan.

Mungkin saja sih baik bagi kesehatan, tetapi rasa pahitnya itu loh yang bikin saya tidak mau lagi meminumnya. Syukurlah saya dan saudara bisa memilih kunir asem atau beras kencur. Saya memilih beras kencur karena rasanya masih bisa diterima oleh lidah. Kunir asem juga enak sih, tetapi setelah minum kok ada rasa aneh di lidah, yaitu getir. Langit mulut terasa kesat dan agak pahit.

Tidak seperti jamu yang ditambahkan brotowalinya, saya masih sanggup meminum jamu kunir asem. Bagi saya rasa asemnya yang segar dan manis tidak terlalu menakutkan. Kadang saya sering selang-seling minum jamu kunir asem dan beras kencur.

Seiring bertambahnya usia dan perkembangan zaman, di kota tempat tinggal saya sudah jarang terlihat penjual jamu gendong. Biasanya setiap pagi penjual itu lewat di depan rumah. Kadang ada 2/ 3 penjual jamu lewat di tempat yang sama. Namun, kami selalu menunggu penjual yang menjadi langganan kami.


Kata ibu kalau sudah minum jamu tuh badan terasa lebih enak, kepala tidak pusing, mata terasa terang. Ada juga yang mengatakan bahwa setelah minum jamu, kita lebih bersemangat, tenaga pulih kembali, rasa capek hilang, dan lain sebagainya.

Manfaat Jamu
Jamu tanpa gula

Kata ibu, kalau minum jamu kunir asem, nanti sewaktu haid kita enggak merasakan sakitnya menstruasi. Saya mencoba minum jamu kunir asem Kiranti yang banyak dijual bebas di toko, apotek, atau warung. Kata saya rasa jamunya enak. Namun, rasanya berbeda seperti jamu gendongnya. Tak dipungkiri saya merasakan ada perubahan pada perut saya saat haid, yaitu rasa nyerinya sedikit berkurang.

Hal yang sama saya rasakan setelah melahirkan. Ibu memaksa saya untuk minum Jamu Bersalin yang sudah berupa pil itu. Jamu ini saya minum rutin. Sebab kata ibu jamu ini berkhasiat untuk membantu pemulihan tenaga bagi wanita yang selesai melahirkan, memperbanyak produksi asi, dan sebagainya. Alhamdulillah, saya menghabiskan jamu itu setelah beberapa hari.

Covid-19 membuat saya belajar banyak hal, termasuk belajar tentang rempah-rempahan. Saya belajar rempahan dari Dr. Zaidul Akbar sehingga saya mempraktikkannya bersama keluarga. Alhamdulillah, selama covid, stamina tubuh kami terjaga.

Saya membuat jamu-jamuan yang terdiri dari rimpang kunyit, serai, jahe, madu atau gula merah, dan perasan jeruk nipis. Kadang saya suka menambahkan temulawak dan kayu manis. Air dari jamu ini tuh atau sering disebut infus water ini terasa begitu segar. Anak-anak suka. Mereka berkata kalau jamunya enak.

Itulah cara yang sederhana untuk membuat jamu-jamuan. Olahan jamu dengan porsi keluarga tentunya akan berbeda dan itu bisa kita lakukan sendiri. Dengan kondisi tidak selalu bertemu mbok jamu, kegiatan membuat jamu di rumah sangat bisa dilakukan oleh siapa saja. Dengan harapan keluarga sehat dengan jamu yang dibuat sendiri.

Hal itu disebabkan karena sekarang ini mbok jamu beroperasi tidak hanya dari kampung ke kampung. Mereka sudah masuk ke kantor-kantor loh. Profesi hebat ini seharusnya tidak akan tergerus oleh waktu.

Tentang Meliana Aryuni

Seorang yang mencoba menciptakan makna hidup dari lika-liku kehidupan melalui tulisan.
Pos ini dipublikasikan di Literasi, Serbi Sehat dan tag , , , , , , , , , , , , , . Tandai permalink.

Terima kasih atas masukannya, semoga tulisan disini bermanfaat ya :)