Kisah Dia

Kisah seorang teman yang bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua dalam hubungan dengan sesama manusia.

Dia masih sama seperti yang dulu. Tidak berubah sama sekali. Aku mengenalnya tidak begitu lama, dari bibir ke bibir. Namanya seperti tokoh yang disanjung- sanjung. Gaungnya menggema sampai ke telingaku. Ah, kesan pertama yang kutangkap darinya adalah angkuh. Hatiku enggan berkata tentang sifatnya. Aku hanya melihat dari kejauhan. Aku mengamati dia. Komentar yang singgah di telingaku bukan hanya sekali atau dua kali. Komentar yang buruk yang sempat membuatku terkejut. Sampailah ujian Allah kepadaku, aku harus berinteraksi dengannya lebih dekat.

Ya Allah, perkiraanku selama ini memang benar. Hatiku tidak bisa dibohongi oleh gaung yang indah- indah itu. Kucoba untuk mengakrabkan diri, tapi yang kutangkap adalah kesan mempermainkanku. Dia mencoba untuk mengambil kesempatan dan menggunakan kemampuanku untuk dirinya. Hingga aku merasa semua tanggung jawab itu dialihkan padaku. Seperti sifatku, dia harus tahu kalau aku tidak menyukai sikapnya itu. Aku katakan dengan bercanda, tapi dia tidak peduli atau seolah- olah tidak tahu. Masya Allah, aku tentu saja bukanlah makhluk yang tidak lepas dari dosa. Setidaknya aku berusaha bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan karena aku tahu bahwa setiap perbuatan itu akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah.

Ya Allah ya Rahman ya Rahiim, ampuni dosa- dosa kami yang selalu mengeluh karena kami tahu Engkau adalah tempat mengeluh yang tidak pernah jemu dalam keluh. Hadirkan hati yang menerima apa saja yang tidak kami sukai karena kami tahu ada hikmah dalam kejadian dalam hidup kami.

Ya Allah, ya Ghofur….Ampunilah lisan yang tidak bisa ditahan dan buatlah akal kami untuk terus berusaha menuju kebaikan.Aku mohon ya Allah bantulah aku menahan hingga pengujungnya tiba.

Ya Allah, jangan jadikan beban pada apa- apa yang menjadi tanggungan kami. Beri kami keuatan untuk mewujudkan keinginan dan cita- cita kami. Aku hanya bisa menasihati diriku sendiri untuk bertahan. Aku hanya menasihati diriku untuk memahami dia dengan kekurangan dan kepribadian yang dia miliki.

Hanya diam, tanpa banyak berkomentar namun tunjukkan dengan sikap. Memang awalnya sulit, namun dengan keadaan seperti itu, dia lebih memahami apa yang kuinginkan. Kukatakan beberapa di awal, tapi tak ada perubahan. Biarlah Allah yang mengubahnya karena jika tidak berubah…akan ada lagi  yang tersakiti.

 

Tentang Meliana Aryuni

Seorang yang mencoba menciptakan makna hidup dari lika-liku kehidupan melalui tulisan.
Pos ini dipublikasikan di Artikel Psikologi. Tandai permalink.

8 Balasan ke Kisah Dia

  1. kang ian dot com berkata:

    cie cie si dia siapa nehh hehe

    Suka

  2. Batavusqu berkata:

    Salam Takzim
    Bu guru mau ngundang acara dirumah saya, ikutan ya
    Salam takzim batavusqu

    Suka

  3. akhwatjoy berkata:

    Pa kbr yuk?
    Dia? Dia syp tuh? mudah2 an bukan wlf y…. ^^

    Suka

  4. akhwatjoy berkata:

    Pa kbr yuk?
    Dia? Dia syp yuk? Mudah2 an bukan wlf y….^^”

    Suka

  5. yanrmhd berkata:

    tetep semangat ya bu guru..
    do the best 😉

    Suka

  6. basnita berkata:

    susah mb ngubah watak orang yg mmg sd dr sononyo mudah2han allah segera memberiny hidayah

    Suka

  7. Bunda Meli, ada award buat kami. Tolong diambil di blog saya yaaa…

    Mohon maaf karena selama beberapa minggu ini saya tidak mampir. Percayalah, bu, kondisi saya tidak memungkinkan online terus-menerus. maaf ya.

    Suka

  8. ina berkata:

    sapakah mb yang dmaksud? bleh tw ?

    Suka

Tinggalkan Balasan ke kang ian dot com Batalkan balasan