Jangan Mengganggu kalau Tidak Mau Diganggu

Sehari saja tidak menangis membuat temannya geram dan karena itulah dia sering menangis. Hehehehe….Masa’ menangis jadi kebiasaan ya. Namanya juga anak, tetapi kebiasaan ini membuat dia sering diejek sama teman-temannya. Teman-temanny tidak menyukai ‘cengeng’ yang dia lakukan tiap hari itu. Selalu saja ada penyebab mengapa dia menangis. Penyebabnya sebenarnya bukan penyebab yang besar, seperti pensil yang tidak ditemukan padahal dia sendiri yang menjatuhkannya di bawah meja.

Pernah suatu hari, dia mempermasalahkan buku iqro’ yang tertukar dengan temannya. Kedua-duanya ngotot bahwa buku iqro’ itu tertukar. Kedua buku itu telah ditulis dengan nama orang lain. Dia mengklaim kalau buku itu miliknya dan yang satunya milik temannya itu. Belum sebelum dia sudah menangis tersedu-sedu sepertinya itu masalah yang sangat berat. Teman-teman yang melihat tingkahnya itu akhirnya marah dan berkata,” Udah ambil aja, kan sama juga !” Teman-teman yang melihat tangisannya tidak berusaha meredakan suara tangisan itu, mereka malah membuat dia menangis.

” Sebel sih, Bun. Masa’ nangis terus tiap hari,” komentar salah satu temannya. Aku juga sering mengingatkan dia agar tidak terlalu sering menangis, ” Tuh kan, kalau nangis terus gitu, teman-teman pada nggak suka.” Dia memperhatikan wajah teman-temannya. Beberapa orang berkomentar, ” Iya, makanya jangan nangis terus.”

Temannya yang lain berkata,” Iya Bun, bosen ngeliatnya nangis terus tiap hari.” Beberapa anak laki-laki yang usil tidak berhenti dengan mengatai dia ‘cengeng’. Mereka juga kadang menjulurkan lidah kepadanya dengan maksud mengejek bahkan memukul. Nah, kalau sudah sampai pada acara pukul-memukul. Ini nih yang tidak aku sukai. Aku paling tidak suka kalau ada acara pukul-memukul yang berawal dari main-main dan ejek-mengejek. Dia sering diusilin temannya dengan dipukul, tetapi dengan pukulan yang tidak keras. Melihat kejadian itu akhirnya kukatakan pada dia, ” Jangan takut, kalau kita tidak salah…Balaslah sekedarnya ! Tahu nggak mengapa Teman-teman suka usil ? Itu karena kamu suka nangis, tapi nggak tahu tempat.” Dia merenung.

Sejak saat itu dia tidak tinggal diam ketika dia merasa disakiti. Dia awal, aku harus memberikan pelajaran pada anak-anak yang usil. Kugamit tangan anak laki-laki itu lalu kupanggil dia, ” Bunda bantu, silahkan balas !” Dia masih suka menangis, namun setidaknya dia tidak takut kalau dia diganggu atau diusili temannya. Dia akan membalas.

Dasar anak-anak, setelah bertengkar mereka baikan lagi. Moga aja dia berubah seiring dengan perkembangannya 🙂

Aku tidak pernah mendendam, setelah kejadian itu terjadi, mereka mencoba mendekatiku dan berbincang-bincang kembali. 🙂 Kenakalan biasa dan aku pernah melewatinya.

Tentang Meliana Aryuni

Seorang yang mencoba menciptakan makna hidup dari lika-liku kehidupan melalui tulisan.
Pos ini dipublikasikan di Pernik Sekolah. Tandai permalink.

4 Balasan ke Jangan Mengganggu kalau Tidak Mau Diganggu

  1. nurhayadi berkata:

    Anak yang cengeng memang sering jadi kalahan

    Saya berusaha membuat dia tidak cengeng dan tidak kalah kalau diganggu,Pak….

    Suka

  2. BENY KADIR berkata:

    Nah, anak2 cengeng begini susah sekali ditangani. Apa yg dilakukannya membuat yg lain terganggu. Saya tak habis pikir apa sebenarnya masalah mendasar dari anak2 seperti ini.
    Terimakasih sharenya Bu Guru.
    Salam dan selamat bertugas.

    Masalahnya…
    Biasanya anak-anak seperti itu terlalu dimanja di rumah,Pak. Semua keinginannya dituruti. Sama-sama Pak….

    Suka

  3. terimakasih catatannya…

    *ngingatin sama ponaan di kampung*

    Sama-sama,Mbak….Ponakan saya belum sekolah ^^, mungkin klo sudah sekolah…suka maen kotor juga. Nggak apa-apa. Asal diberi pengertian, insya Allah semua aman….

    Suka

  4. hehehe.. romantika anak-anak..saya sih waktu kecil tidak cengeng..tapi g gitu suka juga berkelahi 😀

    Suka

Terima kasih atas masukannya, semoga tulisan disini bermanfaat ya :)