Rindu Anak

Seorang ibu duduk sesegukkan di atas tangga dengan telapak tangan menutup mukanya. Suara tangisnya tak bisa dia tahan. Keluarlah, begitu menyayat. Pejalan kaki yang melewati sang ibu merasa heran dengan suara tangisan itu. Didekatinya si ibu. Dengan agak takut, si pejalan kaki itu mencoba bertanya. Inilah dialog singkatnya :

Pejalan kaki     : “Maaf, Bu, dari tadi saya melihat Ibu menangis. Ibu menangis karena apa?”

(Si ibu belum menjawab pertanyaan si pejalan kaki). Dengan masih sesegukkan, si ibu menjawab.

Ibu                      : ” Begitulah kalau orang tua tahan bersusah payah untuk anaknya walaupun jauh tetap ditempuh.”

Pejalan kaki     : ” Mungkin bukan begitu maksud anak ibu….” Kalimat si pejalan kaki terpotong.

Ibu                      : ” Gimana bukan begitu, lah udah jelas. Waktu masih belum berkeluarga aja dia nggak ingat sama orang tuanya, apalagi sekarang.”

Pejalan kaki     : ” Ibu, anak Ibu pasrti punya alasan tertentu. Saya yakin bukan hanya Ibu yang rindu dia, tapi anak Ibu pasti rindu pada orang tuannya.

Si Ibu tidak mau mengalah dengan suara agak keras dia berkata

Ibu                      : ” Benarlah kata pepatah, ‘Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah.” (Ucapnya dengan keras tanpa mau mengalah).

Ibu                      : ” Padahal ingin sekali mendengar suaranya walaupun sebentar. Ini berbulan-bulan tidak ada kabar. Cemas sebenarnya. ” (Si Ibu  menangis kembali).

Pejalan kaki     : ” Bu, doakan saja semoga anak Ibu menyadari kesalahannya sehingga segera menghubungi Ibu.”

Kutinggalkan si Ibu sendirian di pinggir jalan di bawah pohon pelindung. Aku berharap jangan sampai terucap dari lisan si Ibu kata-kata yang berupa sumpah. Masya Allah.

Ya Allah jadikan keluarga kami keluarga yang tenang dalam limpahan rahmat-Mu

Jadikan kami sebagai anak yang membuat keluarga kami bangga

Bukan menangis karena kehadiran kami

dan tersenyum saat kami berpisah

Ya Allah buatlah hati kami bersih dengan mudah memaafkan kesalahan orang lain

Ya Allah, lindungi kami dari seluruh keburukan yang dapat mengaratkan hati kami

Ya Rabbana, ampunilah kami jika membuat hati orang tua kami terluka

Lindungi dan sayangi mereka dari segala kejahatan dunia-akhirat

Beri senyum kepada mereka dengan senyuman terindah yang pernah mereka rasakan

setiap detiknya

Ya Rabbana, belum bisa kami membahagiakan orang tua kami

Bahagiakan mereka dengan cara-Mu

Bahagiakan mereka dengan kasih sayang-Mu

Beri mereka naungan surga dan kami bisa berbakti kepada mereka disana. Aamiin ya Rabbana

-_-

Tentang Meliana Aryuni

Seorang yang mencoba menciptakan makna hidup dari lika-liku kehidupan melalui tulisan.
Pos ini dipublikasikan di Nilai2 Islami. Tandai permalink.

24 Balasan ke Rindu Anak

  1. Mamah Aline berkata:

    saya langsung angkat telepon sesaat membaca posting mba Meli, sudah dua minggu tak menelpon beliau, ibunda tercinta… saya tak ingin seperti anak ibu itu

    Suka

  2. Lok ane alhamdulillah lancar komunikasi ama ortu apalagi waktu duit mepet wah lancer bangets tuch 🙂

    Suka

  3. sunawanw88 berkata:

    Kalau gue malah sedih karna aku dan ibu aku terpisahkan oleh samudra,aku d jawa,ibu aku d kalimantan he,he

    Suka

  4. sunawanw88 berkata:

    Mel ni blog bru aku tp aku mash bingun ni maininxa.

    Suka

  5. Kakaakin berkata:

    Hmm… Ibuku juga sering mengungkapkan kerinduan beliau padaku…
    Duuh… semoga aku tak selalu membuat beliau menitikkan air mata… 😦

    Suka

  6. monda berkata:

    pasti ibu itu udah lama banget nggak ketemu anaknya ya

    Suka

  7. Ya begitulah, nggak juga og biasanya jugaklo mau minta pulsa pasti bilang hehhehe

    Suka

  8. Setelah membaca postingan ini, saya jadi inget ibu saya.. Thanx udah mengingatkan..

    Suka

  9. ummurizka berkata:

    semoga kita termasuk dalam golongan yang selalu mengingat dan membuat orang tua kita bahagia..sbg birul walidain ke kepada orang tua..nice post mbak meli…

    Suka

  10. tikno berkata:

    Mungkin ada benarnya pepatah yang mengatakan: “Kasih Ibu sepanjang masa…”

    Suka

    • melianaaryuni berkata:

      Pepatah lahir dari pencitraan pada apa yg terjadi dalam hidup, bukan sekedarnya. Mungkin ada benarnya,Pak. Nanti, ketika saya menjadi seorang Ibu….banyak hal yg akan saya ketahui, bukan hanya pepatah2 saja….

      Suka

  11. didot berkata:

    kalau kata aa gym kemaren di pengajian begini mbak : apa perlu kita dicintai anak?? apa perlu kita dicintai suami? coba jawab yg jujur?

    gak perlu lagi kita dicintai anak atau suami,kita mengurus anak karena mengharap ridho Allah aja,urusan cinta Allah yg urus,urusan hati milik Allah yang maha membolak balik hati. kita tugasnya cuma mencintai Allah dengan berbuat sebaik2nya mengerjakan perintahNYA,mengurus suami ya ibadah,mengurus anak ya ibadah.
    nah kalau gitu kan enak ya mbak? kalau kita udah berbuat yg terbaik,kan nanti Allah yang urus hati anak dan pasangan kita,bukan begitu mbak?

    btw kita wajib jadi anak yg baik,karena mengharap ridho Allah juga,bukan karena perlu dicintai oleh orang tua,kurang lebih begitu juga sih pesan sebaliknya…. intinya mengharap cinta Allah aja,gak usah cinta mahluk 😉

    Suka

    • melianaaryuni berkata:

      Oh, gitu ya,Dot. Klo Mbak sih jawabnya….klo dicintai suami dan anak itu menyebabkan keridhoan Allah, kenapa tidak….Udah dicintai suami/anak…eh, Allah juga cinta dan ridho sama kita. Itu yg enak 🙂
      Yang jelas…cinta makhluk untuk mendapatkan cinta Allah….hehehe

      Suka

Terima kasih atas masukannya, semoga tulisan disini bermanfaat ya :)