Serunya melihat tingkah anak-anak zaman sekarang dalam menginginkan sesuatu. Anak SD sudah bisa protes, Bo ! Bayangkan aja bagaimana anak-anak SD protes 💡
Anak-anak protes mungkin karena mereka sudah terikat hatinya dengan para sahabat-sahabat mereka. Begitu pun yang dilakukan oleh sahabat blogku, Kang Nanang yang sudi memberikan award kepadaku. Ini dia awardnya 🙂
Dari beliau saya banyak belajar tentang website….Makasih ya,Kang 🙂
Teman-teman bisa lihat bagaimana bentuk protes anak-anak SD kalau mereka tidak mau dimasukan dalam kelompok yang mereka inginkan. Kemarin, saat pelajaran praktik drama, aku membagi anak-anak menjadi 3 kelompok, yaitu 2 kelompok ikhwan (putra) dan 1 kelompok akhwat (putrid). Aku rasa 8/9 orang dalam satu kelompok itu sudah cukup untuk membuat suatu drama. Nama-nama anggota kelompok pun aku atur sedemikian rupa. Mengapa aku membagi menjadi ikhwan dan akhwat (satu kelompok dicampur ❓ ). Kalau dilihat dari keseharian, yang akhwat lebih cekatan, gesit untuk melakukan tugas. Ada yang marah ?
Biasanya, kelompok akhwat akan lebih dulu selesai dibandingkan yang putra. Ternyata, aku diprotes hahahaha. Tahu nggak bagaimana mereka protes atas keputusanku itu ? Mereka mengambil spidol dan menuliskan kalimat,” Kami protes atas keputusan Bunda”. Bew, inilah kiranya dampak berita-berita demontrasi di televisi yang mereka lihat. Suara anak-anak pada riuh. Secepat kilat bahkan lebih cepat lagi aku mencari ide. Thinking !
“ Oke, pembagian kelompok itu berasal dari Bunda, tapi jangan takut Bunda mempunyai alternatif yang lain. Kalian boleh mengubah anggota kelompoknya, asalkan satu kelompok terdiri dari 8/9 orang ikhwan dan akhwat. Anggota kelompoknya terserah dengan kalian. Dalam satu kelompok, minimal ada 4 akhwat (putri).
Keputusan itu pun seolah-olah tidak diterima oleh mereka, namun ketika aku menuliskan nama di papan tulis, dengan sukarela 4 orang akhwat mengangkat tangan, lalu 4 lagi, dan 3 lagi (berarti sudah ada 3 kelompok akhwat), sedangkan kelompok ikhwan masih membentuk kelompok kecil yang sudah terdiri dari 4 ikhwan. Dengan sukarela pun, kelompok kecil ikhwan itu memasuki kelompok akhwat. Seperti terjadi kevakuman dalam beberapa detik.
Mata-mata yang kurang setuju dengan anggota kelompoknya kini sudah hilang, mereka mulai mencari posisi untuk membuat suatu penampilan sederhana dalam drama. Mereka memakai teras sebagai tempat latihan. Alhamdulillah, kerja sama di antara mereka sudah terlihat, namun belum terarah dengan baik. Ya, namanya juga anak-anak. Aku coba memahami jalan cerita dari kelompok Ocha. Ternyata, mereka memilih drama tragedy penculikan dua orang gadis. Disana ada 8 orang pemain, yaitu 2 gadis, 1 polisi, 2 penculik, hakim, sutradara, dan saksi mata. Ketika mereka memerankannya, aku mencoba untuk menghidupkan suasana.
Dasar, bukannya menghidupkan suasana. Aku secara tidak sengaja mengganti tuh drama dari tragedi menjadi komedi. Nah, aku juga bingung. Tuh, ide penggantian konsep dramanya begitu cepat.
Ocha yang menjadi sutradara mengarahkan pemain dengan cermatnya.
“Nih, Bunda. Nanti 2 anak ini main. Di saat mereka main, tiba-tiba ada 2 penculik datang menculik mereka. Tak sengaja di tempat yang sama ada seorang polisi yang melihat tingkah penculik itu. Polisi itu mengejar penculik itu sampai 2 penculik tertangkap dan dimasukan di penjara.
Setelah beberapa hari, penculik itu dipanggil oleh pengadilan untuk diadili. Disana sudah ada 2 korban (belum menjadi korban sungguhan karena tidak jadi diculik, keburu ketahuan), 2 saksi mata, dan seorang hakim.
“ Baiklah, sidang kita buka. Saya ingin mendengar pembacaan tuntutan dari korban tentang penculikan yang tidak jadi ini dari korban.” Kedua korban pun memberi penjelasan kepada khalayak ramai di hadapan hakim.
“ Setelah mendengar penuturan dari korban, adakah yang tidak ada sukai wahai tersangka ?”
“ Kami protes tuan hakim. Kami menculik orang yang salah. Yang mesti kami culik bukan mereka berdua. Kami salah culik orang. Semestinya kami menculik anak konglomerat, bukan anak orang biasa seperti ini. Mereka berdua akan menghabiskan makanan kami saja, Pak hakim.” Si hakim menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum-senyum.
“ Walaupun seperti itu, itu adalah suatu perbuatan yang tidak baik. Menculik adalah perbuatan tercela. Kalian akan diberi hukuman 10 tahun penjara dan denda 10 juta.”
“ Pak hakim, bagaimana kami bisa di penjara dan didenda juga, kan kami belum berhasil menculik mereka ?”
Seorang saksi mata melihat dan mulai berbicara.
“ Pak hakim, walaupun mereka tidak berhasil menculik karena aksi mereka sudah ketahuan oleh polisi. Kalau tidak ketahuan, mungkin mereka akan berhasil menculik 2 korban ini. Betul kan Pak Polisi ?”
“ Iya, pak Hakim. Saya kira mereka harus mendapat pelajaran agar mereka jera untuk tidak menculik atau berbuat onar lagi.”
“ Baiklah. Untuk sementara ini saya pending dulu persidangan kali ini 1 jam lagi.” Sidang pun ditutup sementara. Pak hakim akan membacakan keputusan akhir. Setelah satu jam berlalu.
“ Dengan melafazkan bismillah, siding dibuka kembali. Mendengar, melihat, menimbang, dan akhirnya kami memutuskan kedua penculik yang tidak jadi ini hukumannya ditangguhkan sampai hari kiamat tiba. Mereka hanya dijatuhi hukuman sholat, ngaji, dan berbuat baik selama kiamat belum tiba. Mereka pun harus meminta maaf dan berjabat tangan dengan korban serta berjanji tidak mengulangi kejahatan itu. Bagaimana keputusan saya para hadirin ?” Mata-mata para hadirin yang datang banyak yang tidak setuju dengan si hakim, namun para pelaku kejahatan dengan sukarela memberikan senyuman kepada para korban. Melihat senyum itu, si pelaku pun mendatangi korban dan meminta maaf. Semua clear. Pelaku itu akhirnya tinggal di rumah pak Hakim dan dibekali ilmu agama.
Apa yang terjadi pada hari ini ya. Kelas drama nanti ❓ Semoga menyenangkan 😀
hukumannya lama amat nunggu sampai selesainya kiamat hehehehe 😛
seandainya para koruptor itu bisa dihukum seperti itu dan insap ya mbak?? 😀
SukaSuka
Iya, tuh keputusan hakim,Dot.
Hayo mana koruptor yang berani ngelawan hakim kami hehehe
SukaSuka
hukumannya bagus juga bunda…kali ini saya tidak protes..hehehe…
SukaSuka
Lah wajar klo Mbak yang jd penculiknya 😆
Ada nggak ya yang kek gini hukumannya ❓
SukaSuka
wakwka
kalau hukumanya begitu hmmmmm
selamat yaw untuk awardnya
😀
SukaSuka
Kalau hukumannya begituuu…mo bilang ya, pasti banyak penjahat yg keliaran ….Dihukum berat aja masih banyak yg ketawa-ketiwi di pengadilan sambil bilang,” Ah, segitu doang hukumannya. Paling juga ntar kurungan itu dipotong2.” 😦
SukaSuka
jangan salah loh, itu mungkin jadi hukuman terberat…yang ada dibumi
kebayang klo terjadi…, apakah mereka ridho melakukan semuanya??? wah pasti menyiksa batin mereka, dan ada keuntungan…mereka bisa jadi orang beruntung, berubah dari yang jahat menjadi baik…
wallahu a’lam, hidup itu misteri kan bu guru?? 🙂
SukaSuka
Udah pernah dihukum,Yan ❓ keknya tau banget 😆 Iya klo batinnya tersiksa klo nggak, cengar-cengir dang tuh orang. Tuh, pantes deh klo dijuluki orang hebat…yang bisa ngebuat orang insaf melakukan kejahatan…siapakah dia 🙄
SukaSuka
sudah sifat manusia bu kalo disuruh buat baik tapi hati brontak alias gak suka, wah pasti kesiksa…sama halnya orang baik disuruh buat jahat…, pasti gelisah seumur-umur,,, 🙄
hukuman bukan membuat orang itu nyaman kan??? Ini yg terjadi di negeri ini…koruptor ditahan di rumah gedong 😯 , coba kalo dimasukin pesantren… 😆
SukaSuka
Nggak juga,Yan, tergantung manusianya.Klo tuh manusia punya nurani yg terjaga, ketika berbuat baik…dia malah seneng dan merasa ada yg salah klo berbuat dosa.
Nah, untuk yg terakhir, emang nyatanya gitu. Negeri ini terlalu baik dgn menyediain fasilitas lengkap buat maling kelas berat 🙂
SukaSuka
selamat aja….
sukses selalu…
salam kenal juga ya….
SukaSuka
Aamiin…Sukses juga untuk Anda,Pak….
Salam kenal kembali 🙂
SukaSuka
wehehehe…mantafff hukumannya bu..
selamat buat ewodnya ya, tambah semangat ngelobnya dan ngajarnya juga 🙂
SukaSuka
Aamiin, insya Allah….Coba ada yg ngasih hukuman yg kek gitu…gimana nasib penjara ya?
SukaSuka
hehehe drama yang sangat bagus bu guru xixi
SukaSuka
Bagus, tapi belum maksimal 😕
SukaSuka
hehehe… hukuman yang ringan tapi berat dalam pelaksanaannya… ^^
SukaSuka
Hehehe juga,Mbak 😆 Coba ya banyak hakim yg kek gitu pasti seru tuh pengadilan….
SukaSuka
Ternyata anak2 sekarang lebih berani mengemukan pendapatnya untuk menyatakan ketidaksetujuan. Beda sekali dengan anak2 jaman dulu 😦
SukaSuka
Nih, komen ketangkap spam, kok bisa ya….
SukaSuka
Anak2 sekarang sepertinya lebih berani mengungkapkan ketidaksetujuan mereka dibanding anak2 jaman dulu
SukaSuka
Klo zaman kita, serba dibatasi…ni zaman sekarang hasilnya….Produk skrg (kita) yg nggak mau manut apa yg kurang sreg di hati….Klo saya termasuk anak zaman sekarang loh….
SukaSuka
wah. bakalan hebat sekali, kalo para murid memerankan drama penculikan dan pengadilan yg menarik itu.
pasti seru 😮
SukaSuka
Iya, Rooel, anak2 pada ketawa tuh….
Heh, kok nggak pake kata ‘terima kasih dan mohon maaf’, knp?
SukaSuka
Hwaa… aku mbayangin dramanya keren… 🙂
Pasti gaya mereka udah kayak beneran aja
SukaSuka
Hihihihi, kok Mbak tau sih, dah ngintip ya
SukaSuka
Hihihi… pengennya kelompok yang udah ‘klik’ mungkin ya 🙂
SukaSuka
Iya sih, Mbak, tapi klo banyak milih yang kek gitu, kasian donk yang ‘ga klik’….
SukaSuka
Kalo dijadikan sinetron drama yg kaya pesan ini pasti banyak peminatnya.
Selamat ya,buat awardnya.
Saya juga belajar dan selalu disemangati Mas Nanang,lho.
SukaSuka
Iya, siapa yg mau memproduserin tuh drama 😮 Ntar kalo Bapak ketemu orangnya, saya mau tuh drama anak2 diproduserin….
Iya, Kang Nanang memang banyak mengajari saya soal website 🙂
SukaSuka
aku dulunya termasuk anak yg suka ngambekan klo dapet kelompok drama yg anggotanya aku gak ngeh.. hehe
SukaSuka
Sekarang pasti nggak lagi kan ?^^
SukaSuka
udah ngga.. hehe
maybe..
SukaSuka
Beneran, Dik ❓
SukaSuka
aduhh,gw ndak tau mau blang apa..??
SukaSuka
duh… bukan yang ini… 😥
SukaSuka
good
SukaSuka
lumayan buat bacaan
SukaSuka