Wanita yang Membunuh 5 Anaknya (Resensi)

Judul : Luka Cinta Andrea

Penulis : Suzanne O’Malley

Penerbit : Qanita, Mizan

================

Ini buku novel nonfiksi investigasi tentang kasus seorang wanita Amerika yang membunuh ke-5 anaknya dalam satu hari yang sama. Penulis merangkum dengan kemasan yang menarik sehingga membuat pembaca seolah-olah berada di situasi yang digambarkan. Banyak yang tidak percaya wanita ini melakukan kejahatan yang besar, tapi inilah kenyataan yang harus diterima.

Menurut penuturan psikiater, wanita ini mengalami depresi paska persalinan, yaitu dimulai saat dia melahirkan anak yang kedua. Perilaku wanita ini, dia sering melakukan tindakan bunuh diri. Dia sempat dievakuasi ke tempat yang aman dan terpisah dari suaminya. Dia diperlakukan layaknya orang-orang psikosis, yaitu dengan memakan bermacam-macam obat. Obat yang cukup berhasil menanggulangi perilaku psikosisnya, yaitu Haldol sering dikonsumsinya.

Perkenalannya dengan seorang mantan pemuka agama membuat dirinya bertambah kalut sehingga muncul pikiran,” Dia harus menyelamatkan anak-anaknya dari kejahatan yang ada di dunia sebelum bertambah parah.” Dia merasa gagal menjadi seorang ibu dan ingin mengantarkan anak-anaknya ke surga. Inilah yang selalu menghantui hari-harinya. Delusi rasa bersalah tentang hidup, ditambah lagi kondisi tempat tinggal (mereka membeli bus yang dibuat sebagai rumah) yang sering berpindah-pindah, ketidakdekatan dengan tetangga menjadikan dia tidak mempunyai tempat berbagi, dan semua dia tugas rumah dikerjakannya sendiri. Suaminya hanya tahu bekerja dan tidak memperhatikan kondisi istri.

Di saat terakhir dia hendak membunuh anak-anaknya, dia telah berdelusi. Sebelumnya dia berusaha mengatasi delusi-delusi itu, dia mencoba menghubungi pihak yang berwajib tapi tidak ada tanggapan, begitu pun dia hubungi suaminya. Delusi itu sebelumnya sering datang karena penghentian mengkonsumsi haldol sudah lama dilakukannya. Beberapa anak ditenggelamkan di bathtube dan 2 anak yang sudah besar dibunuh dengan cara yang berbeda. Setelah dia menenggelamkan satu anak, dia letakan anaknya di atas kasur lalu ditutupi selimut, berikut sama halnya dengan anak-anak yang lain. Kasur itu sudah penuh dengan mayat anak-anak ketika suaminya pulang ke rumah !

Novel ini sedikit menyeramkan, namun selalu ada pelajaran yang bisa kita petik dari kisah di dalamnya :

  1. Berbagi itu penting meski sekedar mengurangi beban jiwa dan juga tidak begitu banyak yang kita dapatkan dari sekedar menggungkapkan perasaan. Berbagilah dengan orang,  waktu, dan kondisi yang tepat.
  2. Ada pendapat orang yang bisa kita terima dan kita kerjakan, tapi ada juga yang tidak. Memilah pendapat untuk dilaksanakan adalah yang terbaik. Gunakan logika dan jika memungkinkan, tanyakan pendapat orang lain tentang hal tersebut.
  3. Pelajarilah ilmu agama dengan benar, jangan salah kaprah dan salah penafsiran. Terkadang, yang membuat orang terbebani adalah penafsiran yang salah tentang sesuatu padahal sebenarnya sesuatu itu sederhana sekali.
  4. Anak adalah anugrah, jagalah dan rawatlah dengan baik. Mereka ada buka untuk dilukai. Mereka adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban-Nya kelak.
  5. Penerimaan diri ‘Aku sudah jadi ibu sekarang’ akan lebih baik daripadah penyangkalan karena banyak kasus, termasuk kasus ini.
  6. Adanya timbal balik dan tidak secara penuh menyerahkan tugas mengurus rumah tangga dan anak pada satu pihak (istri/ suami saja). Keduanya harus saling mengisi dan mencoba untuk saling memahami keadaan masing-masing sehingga keikhlasanlah yang ada. Berkeluarga adalah berjuang bersama.
  7. Setiap permasalahan selalu ada solusinya dan alternatif lain yang bisa kita lakukan. Jangan menggampangkan hingga tanpa pikiran mengorbankan sesuatu yang sangat berharga.

 

Menurut saya, buku ini layak ditelaah oleh para psikolog, psikiater, pekerja sosial, dan setiap pasangan yang sudah berumah tangga. Silahkan dibaca.

Tentang Meliana Aryuni

Seorang yang mencoba menciptakan makna hidup dari lika-liku kehidupan melalui tulisan.
Pos ini dipublikasikan di Resensi. Tandai permalink.

15 Balasan ke Wanita yang Membunuh 5 Anaknya (Resensi)

  1. spirulina berkata:

    suruh makan sprrulina ntar sembuh deh depresinya…apalagi kalau mau curhat ama mbak lina…dijamin deh…

    itumah belum seberapa kejam…ribuan ibu telah mengubur hidup hidup anaknya sendiri sebelum tiba waktunya melahirkan…

    kasus aborsi dimana mana, tapi sedikit yang bicara…
    pornografi dan porno aksi meracuni generasi malah dibilang seni….

    berangkat dari keprihatinan ini PAWARTA ( paguyuban warnet tawangmangu) yang dipeloporin oleh goonet membuat kesepakatan pemakaian nawala atau yang sejenisnya supaya anak anak yang ngenet ngak buka situs yang melangar hukum dan jorok…semoga warnet yang lain mengikuti…tidak sekedar cari uang tapi juga mencari keberkahan.

    Suka

  2. Hary4n4 berkata:

    Ceritanya mantab dan juga menyeramkan, tapi aku suka dgn cerita2 yg beginian…ada gregetnya…hehe 🙂

    Suka

  3. BENY KADIR berkata:

    Walau ceritanya menyeramkan,namun patut direnungkan.
    Terkadang ketika menemukan kesulitan dlm hidup,selalu berpikir bahwa kitalah orang paling malang di dunia ini.
    Memang benar,Bu berbagi itu sangat penting agar tidak menumpuk beban dan dipikul sendiri, asalkan cari orang yg tepat utk berbagi.

    Terimakasih,postingannya sangat menarik sampe komentarku begitu panjangnya.

    Suka

    • melianaaryuni berkata:

      Di atas tanah, masih berdiri rumah dan bangunan. Di atas rumah, pasti ada atap. Di atas atap, ditutupi awan….begitu pun dalam kemalangan, masih manyak yang malang, namun yang paling penting adalah yang sadar akan kemalangannya dan tidak menangisi kemalangan itu, iya kan,Pak ?

      Suka

  4. Rizka AmaLia berkata:

    Ya Allah Kasihan

    Suka

  5. setitikharapan berkata:

    Semoga kedepannya semakin sedikit ibu yang menyakiti anaknya dan juga sebaliknya.

    Suka

  6. kakaakin berkata:

    Astagfirullah…
    Jadi ingat kejadian beberapa waktu yang lalu ya, di Jawa Barat kalo nggak salah 😦

    Suka

  7. katakataku berkata:

    bener2 kejam dan tragis, dan semoga saja itu tidak menimpa ornag2 di sekeliling kita 😀

    Suka

  8. alisnaik berkata:

    selamat pagi.

    semakin banyak jumlah manusia, semakin besar potensi orang2 yg psikopat.
    itu sih menurut teori hipotesa saya pribadi. hehe.

    terima kasih dan mohon maaf 😮

    Suka

Terima kasih atas masukannya, semoga tulisan disini bermanfaat ya :)