Lima Hadiah dari Anak

Dua orang anak menghampiriku.

” Bunda, nanti istirahat pertama jangan kemana-mana ya. Ada yang mau kami kasih ke Bunda,” kata dua orang anak sambil tersenyum-senyum kecil. Aku menyambutnya dengan senyum juga.

Benar saja, sebelum istirahat pertama mereka sudah nongkrong di kelasku. Aku masih sibuk dengan BBQ.

“Bentar ya, Bunda selesaikan BBQ dulu ya,” kataku.

” Iya, Bunda. Kami menunggu,” kata mereka.

Dengan malu-malu Yeta dan Dilla menyerahkan kantong plastik putih, yang di dalamnya ada kantong lagi berwarna merah hati.

Image and video hosting by TinyPic

Nah, hadiah itu ada di dalam kantong merah hati itu.  Dengan penuh tanda tanya, aku membuka kantong merah hati itu dan….Jreng…jreng….

Image and video hosting by TinyPic

Sepagi ini aku sudah diberi hadiah oleh dua orang anak. Sederhana sih hadiahnya. Sebuah buku/binder ungu, 2 gantungan tas, dan 2 gelang ungu.

Image and video hosting by TinyPic

Coba terharu nggak tuh, anak-anakku yang kelas 5 dulu datang ke kelas dengan membawa bingkisan kecil untuk Bundanya yang suka nyebelin mereka. Ah, mereka itu bisa saja padahala aku kan orangnya nggak baik-baik amat. Sudahlah, aku beruntung. Enaknya lagi, aku bisa buat iri patnerku. Biasa deh, itu kebiasaan anak kecil. Tinggal patnerku yang senyam-senyum doang 🙂

Anak-anak mudah sekali melupakan sesuatu termasuk melupakan aku yang sering marah di kelas. Sama. Aku juga termasuk orang yang mudah melupakan sesuatu, maksudnya…aku sering lupa 😆 . Ada enaknya punya sifat seperti itu.

Sudah, balik lagi ke masalah anak. Menjadi seseorang yang berarti di dalam kehidupan orang adalah sesuatu yang berharga. Bagiku, bermanfaat untuk orang banyak dengan berbuat dan berbuat ternyata menyenangkan. Kadang apa yang kita lakukan itu berdampak lebih luas lagi di suatu saat, yang tidak pernah kita sangka-sangka.

Suasana pagi mengharukan. Aku menyayangi mereka meski tak banyak yang bisa aku berikan untuk mereka.

“Ya Allah, Pemilik langit dan bumi beserta isi di dalamnya. Berilah mereka keilmuan sehingga hati mereka penuh dengan cahaya Allah dengan begitu mereka lebih memahami ilmu yang diberikan pada mereka. Lapangkan dada kami untuk melihat bahwa yang penting bukan hasil, tetapi proses yang kami lakukan untuk generasi ini. Jadikan hati kami lembut menerima kebaikan. Buatlah kesulitan yang kami alami sesuatu yang berharga sehingga kami mudah menerimanya dengan penuh keikhlasan. Sungguh, kekuatan kami hanya pada-Mu. Kami meohon pada-Mu, ya Khaliq.”

Tentang Meliana Aryuni

Seorang yang mencoba menciptakan makna hidup dari lika-liku kehidupan melalui tulisan.
Pos ini dipublikasikan di Pernik Sekolah, Syair Hati dan tag , , . Tandai permalink.

30 Balasan ke Lima Hadiah dari Anak

  1. mobil88 berkata:

    good article…bravo !!
    http://mobil88.wordpress.com

    Suka

  2. alfarolamablawa berkata:

    mengamankan posisi PERTAMAXXX dulu hehehe

    wah itu tandanya mereka tahu berterimakasih Bu… bagus sekali.
    GREAT!

    Suka

  3. sunarnosahlan berkata:

    apa yang kita lakukan hari kadang terasa manfaatnya beberapa tahun kemudian, seperti yang pernah saya alami waktu jadi pembina organisasi santri (semacam OSIS), setelah dua tahun berlalu mantan ketuanya menemui saya bercerita ternyata sangat besar manfaatnya saat jadi ketua organisasi santri untuk kehidupan selanjutnya dan tak lupa mengucapkan terima kasih.
    ada haru ketika mendengarkan penuturan sang murid yang kini telah mahasiswa di UGM

    Suka

  4. mei maniezz berkata:

    hiks..terharuu yuk…T_T

    Suka

  5. didtav berkata:

    pertamaxxxxxx

    Suka

  6. didtav berkata:

    sepertinya tidak jadi pertamaxxx 😀

    Suka

  7. setitikharapan berkata:

    Duh enaknya dapat hadiah, 5 Sekaligus. Semoga siswanya kelak menjadi orang yang dermawan dan suka menolong ya bu.

    Suka

  8. irawan berkata:

    Beta cm bisa mengamini doa dari bunda… salam kenal dari beta yg masih nyasar di ambon manise.. 😀

    Suka

  9. sauskecap berkata:

    wah asyik nih dpt hadiah, tentu sangat mengharukan mendapatkan hadiah itu dari seorang anak didiknya…

    Suka

  10. setitikharapan berkata:

    Maksud saya suka menolong, tolong di editin bu komen sebelumnya. hehehe

    Wah bagus tuh nambah hadiahnya

    Suka

  11. KutuBacaBuku berkata:

    anak2 nya pasti lucu2, hee … ibu girunya juga baik sih, jadi yah gak salah kalau mereka ingat terus sama ibu gurunya … ^^

    Suka

  12. zipoer7 berkata:

    Salam Takzim
    Mohon izin menyampaikan undangan acara di humberqu via batavusqu ya
    Salam Takzim Batavusqu

    Suka

  13. ruhindo berkata:

    jadi teringat masa masa ngajar dulu….ketika q datang anak anak langsung berlarian menyambut dengan hangatnya, ada yang mencium tangan ada yang langsung minta gendong, ada ada aja tingkah mereka….twerutama tuh yang kelas satu…ngemesin…sering kali q menimang nimangnya seperti bapak terhadap anaknya….apalagi ketika diantara mereka ada yang menangis…jurus momong pasti segera keluar….banyak banget kenangan masa mengajar….jadi ingin ketemu mereka.

    segalak galaknya guru pasti punya rasa kasih sayang terhadap muridnya…terkadang masa anak anak belum bsa memahami hal itu tapi kalau kita pandai mengemas kemarahan kita, justru mereka akan merasa mendapat perhatian lebih.

    Suka

  14. katakatalina berkata:

    ibu guru yang baik disayang muridnya. biarpun sering cerewet. 🙂
    saya setuju mbak, kebaikan yang kita lakukan akan mendapat balasan yang tak terduga. minimal kpuasan batin.

    Suka

  15. Rafi berkata:

    Hmmm…..Sungguh cerita yang sangat inspiratif. Siapa yg menanam, maka dia yg menuai nya

    Sallam’
    Rafi

    Suka

  16. Kakaakin berkata:

    manatuh hadiah2 lucunya 😉
    Kalo hati sudah tertawan, jadi susah tuk melepaskan 🙂 Anak kecil juga gitu …

    Suka

Tinggalkan Balasan ke zipoer7 Batalkan balasan